Kapan Tepatnya Nuzul Quran ? | Kultum Ramadhan | Salim A Fillah

12:48:00 PM 1 Comment

Maka Aisyah mengatakan, jarak antara Rasulullah mendapatkan mimpi Nubuwahnya yang pertama dengan kehadiran Jibril as adalah sekitar 6 bulan
dari sejak Rabiul Awal, yakni bulan kelahiran beliau SAW hingga kemudian sampai pada bulan Ramadhan
Rabiul Awal, Rabiul Akhir, terus Jumadil Awal, Jumadil Tsaniyah, kemudian Rajab, Sya'ban, Ramadhan, sekitar 7 bulan
ini yang kemudian beliau alami

Nah Syeikh Shafiyur-Rahman Al-Mubarokfury kemudian menghitung bahwa dari berbagai macam dalil yang ikhtilaf
tentang kapan pertama kali wahyu turun untuk beliau SAW, karena tentang bulannya, itu berselisih para ulama,
ada yang mengatakan Rabi'ul Awwal, ada yang mengatakan Rojab, ada yang mengatakan Sya'ban, ada yang mengatakan Ramadhan
tetapi kemudian Syeikh Shafiyur-Rahman mengatakan, yang benar menurut kami adalah bahwa mimpi nubuwah memang datang sejak bulan Rabi'ul Awwal, dan itu mungkin terulang di bulan-bulan berikutnya tetapi

Jibril AS menemui beliau dengan membawakan surah Al-'Alaq itu terjadi pada bulan Ramadhan, ini karena kemudian Allah berfirman didalam surah Al-Baqoroh ayat yang ke-185
"Syahrur Ramadhanal ladzi unzila fihil Quran, hudal linnaasi wa bayyinati minal huda wal furqon"
bulan Ramadhan itu adalah bulan dimana diturunkan permulaan dari Al-Quran maka inilah yang menjadi dasar bahwa
Jibril datang menemui beliau itu pada bulan Ramadhan

Yang kedua adalah surah Al-Qodr ayat yang pertama, dimana kemudian Allah berfirman
"Innaa Anzalnaahu Fii Lailatil Qodr"
Sesungguhnya Allah telah menurunkan Al-Quran itu pada malam Al-Qodr
dan malam Al-Qodr itu terjadi hanya di bulan Ramadhan, meskipun ada penafsiran malam al-Qodr itu adalah malam diturunkannya al-Quran dari Lauhul Mahfudz ke langit dunia,
dari sisi Allah ke Lauhul Mahfudz, dan dari Lauhul Mahfudz ke langit dunia, yang terjadi pada zaman azali tetapi sebagian ulama juga tetap berpendapat bahwa itu juga malam dimana permulaan Quran diturunkan

yaitu tanggal-tanggal akhir bulan Ramadhan karena disebut lailatul Qodr, terlebih Allah berfirman didalam surah Ad-Dukhan ayat yang ke-3, disana Allah mengatakan
"Inna Anzalnaahu fii Lailatin Mubarokatin Inna Kunna Mundziriin"
Kata Allah SWT : "Inna" Sesungguhnya kami, "Anzalnaahu" menurunkan Al-Quran itu "fii Lailatun Mubarokatin" didalam sebuah malam yang penuh berkah

kapan malam yang penuh berkah itu ?,
"tanazalul malaikatu war ruuhu fiiha" kata Ibnu Katsir dihubungkan dengan ayat di surah Al-Qodr, yakni malam dimana diturunkan malaikat-malaikat dan ruh, yakni Jibril AS
yang kemudian itu terjadi pada Lailatul Qodr dan iterjadi pada bulan Ramadhan maka kesimpulan beliau adalah ini terjadi pada bulan Ramadhan
kemudian sesudah itu beliau membahas kalau terjadi pada bulan Ramadhan maka tanggal berapakah ? karena para ulama juga ikhtilaf tentang tanggal kedatangan Jibril AS  kepada Rasulullah Muhammad SAW
kapan itu terjadi ? yang terjadi adalah kata para ulama ada yang mengatakan tanggal 7, tanggal 17, tanggal 18, tanggal 21

Nah tanggal berapakah yang tepat ? meskipun selama ini kita memperingati Nuzulul Quran itu tanggal 17 Ramadhan karena apa ? itu pendapat yang paling masyhur, tetapi syaikh Shafiyur-Rahman Al-Mubarokfury punya analisis yang menarik
Kata beliau, Pertama harinya harus hari Senin, jadi kapan wahyu pertama turun ? harinya harus hari Senin, dalilnya apa ?
Aisyah ra didalam hadist yang diriwayatkan oleh imam Muslim, imam Ahmad, imam al-Baihaqi dan imam al-Hakim
menyatakan bahwa Rasulullah pernah ditanya tentang puasa di hari Senin, maka beliau berkata hari Senin itu adalah hari dimana aku dilahirkan dan hari dimana aku mendapat wahyu yang pertama, maka
kalau begitu harinya harus hari Senin, lalu dipakailah ilmu Astronomi ilmu Hisab untuk kemudian menghitung hari Senin pada tahun dimana bulan Ramadhan terjadi, yakni tahun 610 Masehi

tahun ke-40 dari kehidupan beliau itu, itu terjadi pada tanggal berapa ? ternyata hari senin pada bulan Ramadhan pada tahun 610 Masehi itu terjadi pada tanggal 7, 14, 1 dan 28
7, 14,21 dan 28 karena kemudian yang ada riwayat di tanggal 21, kita nafikan yang 28 kata beliau

dan kemudian karena kita ingin menunjukkan bahwa "Inna Anzalnaahu fii Lailatil Qodri" maka Lailatul Qodr itu paling mungkin di 10 terakhir maka yang paling memungkinkan adalah tanggal 21 ramadhan
ini kata beliau. Nah, tanggal 21 Ramadhan itu kalau dikonversi ke dalam tanggal Masehi maka ditemukan angka 10 Agustus 1610 Masehi, maka bulan Ramadhan yang beririsan dengan bulan Agustus
itu bukan hanya terjadi pada tahun 2011 dan tahun 1945 saat kita memproklamasikan kemerdekaan tetapi juga terjadi ketika turun wahyu pertama kepada Rasulullah saw pada tahun 1610M

Tiga Panduan Musafir Dunia | Kultum Ramadhan | Salim A Fillah

5:47:00 PM Add Comment
Tiga Panduan Musafir Dunia | Kultum Ramadhan | Salim A Fillah

Tiga Panduan Musafir Dunia | Kultum Ramadhan | Salim A Fillah
Sumber : Pro You Media Channel

Ditranskripsikan Oleh :
Pembelajar Quran Channel
http://Youtube.com/c/PembelajarQuranChannel
http://Pembelajar-Quran.blogspot.com

Assalamu'alaikum wa rohmatullahi wa barokatuhu
Shalihin shalihat yang dimuliakan oleh Allah SWT

Alhamdulillah ash-sholatu was salamu 'ala rasulillah
wa laa haula wa laa quwwata illa billaah
kita menemukan satu bekal yang sangat berharga bagi kita para musafir dunia, para perantau dunia
yang hakikatnya kita semua adalah orang-orang yang hanya mampir di kehidupan dunia ini
tapi kita safir, seorang musafir yang baik, seorang yang mampir untuk berbuat kebaikan, mampir untuk meninggalkan kebaikan

Maka Rasulullah saw menasihatkan kepada Muadz bin Jabal yang hendak pergi ke Yaman
negeri yang jauh di selatan pada saat itu sebagai duta beliau saw.
kata nabi saw kepada Muadz bin Jabal, "Ittaqillaha haitsu maa kunta wa'atbi'is-sayyiatal hasanata tamkhuha wa kholiqinnasi bi khuluqin hasan"
"Bertakwalah kepada Allah dimanapun engkau berada, susuli segera keburukan  yang terlanjur kau lakukan dengan kebaikan
supaya bisa menghapusnya dan berakhlaklah kepada sesama dengan akhlak yang mulia"

Jadi ada satu rangkaian pesan yang indah. Satu, bertakwalah kepada Allah dimanapun engkau berada
dimulai dari "muroqabah", merasakan pengawasan Allah, merasakan kehadiran Allah
merasakan kebersamaan Allah dimanapun kita berada karena DIA Maha melihat
karena DIA Maha Mendengar, karena DIA bersama kita, kita diawasi dilihat oleh Allah SWT
maka kita menampilkan diri kita sebagai seorang yang taat kepada-Nya, betapa indahnya kalau Allah melihat kita dan kita sedang menaatinya
dan betapa tidak eloknya kalau Allah sedang melihat kita sedangkan kita sedang durhaka kepada-Nya, inilah satu prinsip Taqwa


Yang kedua, nabi saw mengatakan,
kita sudah berusaha bertakwa kepada Allah, tetapi kadang-kadang kita terjerumus kedalam kesalahan
kita jatuh kedalam satu dosa, kita khilaf, kita lalai, kita alpa, maka pada saat seperti itu segera sebagai seorang bertakwa
jangan berlarut didalam kesalahan itu tapi segera susuli dengan kebaikan supaya bisa menebusnya supaya bisa menghapusnya
meskipun hakikatnya tidak ada yang terhapus

Tapi mudah-mudahan dengan mencoba untuk memperbaiki segera, dengan berbuat kebaikan segera
Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk tetap menjadi seorang yang baik sampai menghadapNya


Dan yang ketiga, kunci sukses seorang musafir tentu saja adalah berakhlaklah kepada sesama dengan akhlak yang mulia
dengan jujur, dengan tawadhu, dan anak dari kedua akhlak asasi ini, jujur dan tawadhu,yang dicontohkan oleh para nabi dan para rasul
didalam Al-Quranul Karim

Sholihin sholihat yang dimuliakan Allah, mudah-mudahan Allah SWT menjaga kita dalam safar di dunia yang sementara ini
sampai kelak kembali ke hadirat-Nya sebagai hamba yang diridhoi oleh Allah


Dengan satu, bertakwa dimanapun kita berada
dua,menyusuli segera keburukan yang terlanjur dengan kebaikan supaya bisa menghapusnya
Dan yang ketiga, kita berakhlak kepada sesama dengan akhlak yang mulia

wassalamu'alaikum wa rohmatullaahi wa barokatuhu

Jangan Remehkan Tiga | Kultum Ramadhan | Salim A Fillah

5:17:00 PM 1 Comment


Sumber : Pro-You Media Channel
Ditranskripsikan Oleh :
Pembelajar Quran Channel

Assalamu'alaikum warohmatullahi wa barokatuhu,
Sholihin dan sholihat yang dimuliakan oleh Allah SWT

kita mendengar sabda sayyidina Umar bin Khattab ra, kata beliau
"Sesungguhnya Allah SWT menyembunyikan ridho-Nya didalam amal-amal yang diperbuat oleh manusia
dan Allah SWT menyembunyikan murka-Nya dibalik dosa-dosa yang dilakukan oleh manusia
dan Allah SWT menyembunyikan kekasih-kekasih-Nya diantara orang-orang ramai yang diremehkan manusia
Masya Allah maka kita tidak boleh meremehkan 3 hal ini,

Satu, amal-amal yang kemudian mengundang ridho Allah
Sesungguhnya amal bukanlah besar atau kecilnya, bukanlah dahsyat atau dianggap remehnya
tetapi amal yang ingin kita bawa kehadapan Allah adalah amal yang diridhoi-Nya, berapapun besarnya amal tanpa ridho Allah apalah gunanya
dan ridho Allah adalah ahsanu amala, amal yang paling ikhlas niatnya dan paling kemudian mengikuti tuntunan Allah dan Rasul-Nya saw

Setelah yang fardhu, kita perlu memiliki amal-amal yang kemudian kita rahasiakan, kita jaga
meskipun kecil, kita dhowwam-kan,
"ahabbul a'mali ilallaahi adwamuha wa in qola"
amalan yang paling dicintai di sisi Allah SWT adalah yang paling dhowwam
yang terus-menerus meskipun sedikit

Al-Imam Abu Dawud mencontohkan bagaimana beliau ketika menyeberang dengan perahu di sungai Tigris sudah sampai setengah jalan,
dan dia bilang ke tukang perahu, "bisa tidak balik sebentar"
"kenapa?"
"karena ada orang bersin di tepian"
ketika ada orang bersin di tepian dia mengucapkan tahmid, belum ada yang mengucapkan tarhim kepadanya
Imam Abu Dawud mengatakan, "bisa tidak balik?"
kemudian tukang perahu itu dibayar oleh Imam Abu Dawud
lalu mendayung balik dan kemudian imam Abu Dawud mengatakan kepada orang yang bersin itu "yarhamukallah"
lalu baru kemudian setelah itu Imam Abu Dawud minta tukang perahu kembali

ketika hari berikutnya ternyata semua orang yang ada di dalam perahu itu bermimpi bahwa Imam Abu Dawud, ada suara menyatakan
Imam Abu Dawud telah membeli surga dengan harga 1 dirham
Sebagaimana kata-kata beliau "La'alla mujabat du'a" mudah-mudahan kalau beliau membalas dengan "yahdikumullahi wa yuslihba lakum"
doa yang diijabah oleh Allah


Yang kedua jangan pernah meremehkan dosa kita kepada Allah karena bukan besar kecilnya dosa
tetapi kata Fudail bin Iyadh, ini adalah seberapa besar Maha Besar-nya Zat yang kita durhakai
Allah SWT barangkali memberikan satu dosa besar tapi membuat yang melakukannya takut kepada Allah lalu kemudian dia bertobat
itu jauh lebih baik daripada seseorang melakukan dosa-dosa kecil tapi selalu meremehkan dosa itu
tanpa sadar ternyata itu yang membuat dia dimurkai oleh Allah


Dan yang ketiga, jangan pernah kita meremehkan sesama manusia
karena boleh jadi kekasih-kekasih Allah itu adalah atqiya'ul akhfiya, orang-orang takwa yang tersembunyi
Allah menyatakan kita tidak patut mengukur kemuliaan dengan harta, dengan paras, dengan nasab keturunan, dengan kedudukan
tetapi satu-satunya adalah,
"inna akramakum 'indallaahi akrakum", TAQWA

sayangnya Taqwa tidak ditampilkan oleh Allah didalam wajah kita sehingga kita tidak tahu mana yang lebih takwa dari kita dan mana yang kurang takwa dibanding kita
kesimpulannya kata imam an-Nawawi, teruslah berusaha bertakwa dan tawadhu lah

jangan pernah melihat orang lain dengan pandangan merendahkan karena boleh jadi mereka hamba Allah yang lebih bertakwa

wassalamu'alaikum warohmatullaah wa barokatuhu

Jaga Makan dan Mesra pada-Nya | Kultum Ramadhan | Salim A Fillah

2:35:00 PM Add Comment

Jaga Makan dan Mesra pada-Nya | Kultum Ramadhan | Salim A Fillah
Sumber : Pro-You Media Channel

Ditanskripsikan oleh :
Pembelajar Quran Channel
Youtube.com/c/PembelajarQuranChannel

Assalamu'alaikum warohmatullaahi wa barokatuhu
Ikhwan dan akhwat yang disayang oleh Allah SWT, ketika Allah memerintahkan as-shaum,puasa,
maka kita pertama-tama tahu memang puasa ini adalah tentang urusan perut
dan ternyata urusan perut ini kaitannya sangat dekat dengan kemesraan kita dengan Allah SWT

Adalah sayyidina Sa'ad bin Abi Waqqash ra,pada suatu malam beliau menjagai Rasulullah saw
ketika Sa'ad bin Abi Waqqash menjaga Rasulullah saw,maka beliau tahu apa yang harus dilakukan
tidak hanya kemudian menjagai tetapi Sa'ad bin Abi Waqqash menyiapkan satu bejana, bejana ini dikasih air karena dia tahu
pada waktu tengah malam, Rasul akan bangun untuk qiyamul lail. Begitu Rasul terbangun maka Sa'ad bin Waqash telah siap
dikatakan "Ini air wudhu-mu Ya Rasulallah", Nabi saw sangat berbahagia karena inisiatif daripada Sa'ad bin Abi Waqqash ini
kemudian Nabi menawarkan kepada Sa'ad bin Abi Waqqash,
"Mintalah wahai Sa'ad, aku akan mintakan untukmu kepada Allah, aku akan doakan untukmu kepada Allah"

Sa'ad bin Abi Waqqash mengatakan : "Doakanlah Ya Rasulullah agar semua doaku mustajabah"
ini permintaan yang sangat cerdas
"Doakanlah Ya Rasulallah agar semua doaku mustajabah"

maka Nabi saw mengatakan kepadanya,
"Bantulah aku wahai Sa'ad dengan memperbaiki makananmu"

apa hubungannya makanan ini dengan doa?
Rasulullah saw pernah menjelaskan ketika membacakan ayat untuk para nabi
dan juga ayat untuk semua manusia,
"Ya ayyuhan naas, kuluu min ma razaqnaakum halaalan thoyyibaa"
"Wahai sekalian manusia, makanlah dari apa yang Aku anugerahkan sebagai rezeki bagi kalian dengan cara yang halal dan juga thoyyib"

Nabi saw menceritakan ada seseorang, seseorang ini dalam keadaan Safar, seseorang ini dalam keadaan berpuasa
seseorang ini dalam keadaan mengangkat tangan ke langit dan terzholimi karena baru saja dirampok ditengah perjalanannya di padang pasir
dia mengangkat tangannya mengatakan "Ya Rabbii Ya Rabbii Ya Rabbii"
Tapi nabi saw berkomentar
"Bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan sementara dia memakan yang harom, sementara pakaiannya dari barang yang harom"

oleh sebab apa ? sebenarnya lelaki ini, safar itu salah satu pintu mustajabnya doa, puasa itu salah satu pintu mustajabnya doa
mengangkat tangan ke langit, salah satu pintu mustajabnya doa. Dan orang yang terzholimi, bagaimana dia tidak ada batas antara dia
tidak ada hijab antara dia dengan Allah SWT tapi semuanya BATAL diijabah oleh Allah karena apa?
karena barang haram yang melekat di tubuhnya

Jadi bahaya barang haram ini, bukan cuma ketika dia tumbuh lalu menjadikan disitu api neraka lebih berhak baginya
seperti yang dikatakan sayyidina Abu Bakar Ash-Shidiq ra, tetapi juga bahkan dia berbahaya sejak mula, karena adanya barang harom
didalam tubuh kita, ini menghalangi kemesraan kita dengan Allah swt

Jadi ketika kita kemudian menjadikan Ramadhan ini wahana untuk melatih kita supaya kita berada di tingkatan menjaga diri dari yang harom dan yang syubhat
kita berkomitmen hanya kepada yang halal dalam konsumsi-konsumsi kita, ini salah satu target Ramadhan yang paling penting yang harus kita ambil
yaitu menjadi seseorang yang menjaga dirinya dari yang harom dan yang syubhat

HALAL..
Dan Halal ini Masya Allah ternyata bukan hanya seruan untuk orang mukmin
meskipun orang mukmin yang paling berhak untuk mengambil seruan itu, HALAL ini adalah seruan untuk seluruh manusia
maka benar kampanye rekan-rekan kita di Eropa, di Amerika, di Australia. Mereka tidak mengkampanyekan Halal sebagai semata-mata muslim meal
tetapi Halal adalah High Quality Food, makanan berkualitas tinggi, sembelihan dengan cara yang paling baik, tidak menyiksa hewannya
dengan sekali potong mengeluarkan semua darahnya sehingga daging yang dihasilkan adalah Fresh Meat, yang paling bagus
demikian pula dengan berbagai macam perlakuan terhadap penganan-penganan yang lain makanan-makanan yang lain
Halal adalah High Quality Food, Halal adalah sebuah standar tinggi yang harus dimiliki semua manusia

Dakwah kita sebagai muslim, mendakwahkan yang halal. Sebelum itu tentu saja kita sebagai mukmin adalah yang paling pertama-tama berhak
untuk menjadi yang hidup dengan kehalalan karena Halal adalah kemesraan dengan Allah SWT

Terima Kasih
wassalamu'alaikum wa rohmatullaahi wa barokatuhu

Input Proses Output Ramadhan | Kultum Ramadhan | Salim A Fillah

8:30:00 PM Add Comment


Input Proses Output Ramadhan
Salim A Fillah
Kultum Ramadhan

Ceramah ini ditranskrip-kan oleh :
 Pembelajar Quran Channel
Youtube.com/c/PembelajarQuranChannel

Assalamu'alaikum warohmatullaahi wa barokatuhu
Shalihin Shalihat yang dimuliakan Allah

sebentar lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan
Satu seruan yang akan selalu kita dengar
Panggilan yang sangat indah dari Allah SWT kepada hamba-hambaNya yang yakin pada-Nya yang beriman pada-Nya

DIA menyatakan, A'udzubillaahi minnasy syaithoonir roojiim :
"Yaa ayyuhal ladziina amanuu kutiba 'alaikumus shiyam kama kutiba 'alal ladziina min qoblikum la'allakum tattaquun (QS.Al-Baqoroh : 183)

kita catat ada 3 hal menarik dalam ayat ini,
"Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana orang-orang sebelum kalian dan agar kalian bertakwa"

Jadi ada 3 kata kunci didalam ayat ini, yaitu
beriman, berpuasa dan bertakwa

kalau kita memandangnya secara mekanik, maka kemudian kita menemukan ada "Input" yaitu iman
ada "Proses" yaitu Puasa
dan ada "Output" yaitu Takwa

jika kita sudah melalui Ramadhan, mungkin sudah 20 Ramadhan, 25 Ramadhan, 30 Ramadhan kita lewati
tetapi kita belum juga mencapai ketakwaan yang seharusnya menjadi Output dari puasa Ramadhan itu,maka kemudian
kita perlu mengkaji apakah yang error itu Input-nya
atau Proses-nya atau keduanya
didalam prinsip kalau kemudian Outputnya bermasalah, takwa kita masih bermasalah sampai hari ini, kita perlu membenahi
dan memeriksa barangkai Input-nya yang salah, barangkali prosesnya yang salah

Pertama tentang Input, ketika Allah menyerukan
"Yaa ayyuhal ladziina amanuu"
"Hai orang-orang yang beriman", maka berarti ada yang harus kita benahi betul-betul sebelum kita memasuki Ramadhan ini, yaitu
iman kita kepada Allah, keyakinan kita kepada Allah SWT, bersandarnya kita kepada Allah SWT
percaya kita kepada Allah SWT, apakah kita didalam iman itu sudah Husnuzhon sepenuhnya kepada Allah ?
sudah berprasangka yang terbaik kepada Allah selama ini ?
adakah didalam iman itu, kita kemudian sudah meyakini bahwa segala perintah Allah adalah maslahat dan
semua larangan Allah pastilah madhorot, apakah kita kemudian sudah menjadikan Allah sebagai sandaran utama kita dalam berbagai persoalan ?
apakah kita sudah menjadikan hajat kepada Allah sebagai cara kita untuk terus berdekat kepada-Nya, merasa butuh kepada Allah, merasa perlu kepada Allah
merasa berhajat kepada Allah, iman ini yang kita benahi

Atau yang kedua, barangkali yang error adalah Prosesnya, yaitu puasa Ramadhan kita
apakah kita kemudian sudah berkesempatan untuk mengkaji kembali Fikih Puasa kita ?
mengkaji kembali bagaimana syaratnya ? bagaimana rukun-nya ? Bagaimana berbagai-bagai hal yang kemudian ada di dalam ibadah ini
sebab puasa hakikatnya bukan cuma menjaga agar pencernaan kita tidak dimasuki makanan tetapi
puasa hakikatnya adalah agar kita sampai kepada makna mencegah diri kita dari perkara-perkara yang memperturutkan hawa nafsu kita
mencegah diri kita dan mentarbiyah diri kita, mendidik diri kita untuk mem-puasakan telinga, untuk mempuasakan mata, untuk mempuasakan lisan
untuk mempuasakan tangan dan kaki, untuk mempuasakan bahkan juga sampai kepada apa yang ada didalam dada
latihan terbesar kita menuju puasa yang shahih adalah bagaimana hari-hari ini kita semuanya memastikan bahwa
setiap suapan yang kita masukkan ke mulut, ke keluarga kita dari yang halal, dari yang thoyyib. Sebab Allah tidak menerima kecuali yang Halal dan Thoyyib
latihan terbesar kita sebab nanti didalam puasa, hubungan dengan Allah akan ditata ulang, salah satu penataan itu melalui makanan yang halal itu
kita membetulkan lagi dan ini kesempatan kita bulan Sya'ban

Rasulullah SAW mengatakan tentang bulan Sya'ban, "dzalika syahrun baina Rajabi wa Ramadhan"
diantara 2 bulan yang dimuliakan Allah, yang satu bulan harom, yaitu bulan Rojab yang satu bulan suci, yaitu bulan Ramadhan

"Yahfurunnasu 'anhu", ada bulan yang sering dilalaikan manusia yaitu Sya'ban
di Sya'ban ini barangkali kita perlu berlatih, memperbanyak puasa, menambahkan puasa kita

karena Aisyah ra mengatakan "tidak ku dapati Rasulullah lebih banyak berpuasa di bulan selain di bulan Ramadhan, yang lebih banyak daripada bulan Sya'ban"

Al-Imam An-Nawawi menjelaskan dalam kitab beliau bahwa yang menjadi syiar bulan Sya'ban ini diantaranya juga adalah
bagaimana sebagaimana ibadah sholat punya rawatib qobliyahnya ba'diyahnya, maka puasa Ramadhan juga punya qobliyahnya ba'diyah-nya
kalau ba'diyahnya adalah puasa 6 hari di bulan Syawal, puasa bulan Sya'ban sebagaimana yang dikerjakan Rasul adalah contoh bagaimana

pengagungan kita terhadap Ramadhan, mempersiapkan diri dengan serius, menjaga fisik kita terlatih  sehingga amal Ramadhan sudah optimal
tidak lagi lemas-lemas, tidak lagi capek-capek, tidak lagi kemudian terisi dengan banyak tidur yang tidak produktif
tetapi sejak awal Ramadhan kita sudah berada dalam keadaan bersemangat penuh, dan sehat penuh untuk menyongsong saat-saat terbaik
detik-detik terbaik untuk meraih ampunan Allah SWT dan mentarbiyah diri kita sebagai bekal untuk menghadapi tantangan di sebelas bulan berikutnya

terima kasih selamat ber-Ramadhan
Allahuma bariklana fii Rojaba wa Sya'ban wa balighna Ramadhan
assalamu'alaikum warohmatullahi wa barokatuhu