Kalau orang Indonesia mengatakan tidak kenal
akan menjadi sebab akan tidak sayangnya kita pada seseorang maka tidak mengenal
Rasulullah SAW adalah bahaya yang besar karena tanpa mencintai Rasulullah SAW
kita akan jatuh kepada satu kehinaan kelak di akhirat.
Al-imam al-Qurtubi ketika mentafsir surah
al-kahfi ayat yang ke-18 beliau menyorot tentang anjing, yang anjing itu adalah
sahabat dari ashhabul kahfi, beliau didalam Aljamiliah Kamil Quran tafsir
beliau mengatakan maka mari kita bayangkan bahwa seekor anjing saja yang
kemudian membersamai orang-orang yang mulia dan setia kepada mereka mendapatkan
kemuliaan yang besar juga di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka bagaimanakah
seorang insan yang kemudian dia membersamai orang-orang yang juga mulia didalam
cinta dan ketaatan juga kesetiaan kepada mereka,
Hendaklah ini menjadi perhatian, kata beliau
imam al-Qurtubi
bagi orang-orang yang masih merasa teledor
akan ketaatannya kepada Allah
bagi yang masih merasa sering lalai didalam
mengingat Allah
bagi yang masih sering kemudian didalam
kehidupannya terkadang terjerembab didalam kemaksiatan-kemaksiatan kepada Allah
dan sungguh kita semua ini adalah manusia
yang tidsak pernah lepas dari kesalahan-kesalahan
maka mencintai Rasulullah SAW adalah sebuah
kemuliaan, adalah sebuah kebersamaan yang sangat agung
Sebagaimana dalam sebuah hadis yang ditakhrij
oleh imam Muslim dan dibawakan oleh rawi teratas Anas bin Malik ra.
Anas mengatakan : Datang seorang kepada
Rasulullah SAW kemudian dia berkata,
"
Ya Rasulullah mata sa'ah?", "Wahai Rasulullah kapan datangnya hari
kiamat?"
Maka Rasulullah SAW kemudian mengatakan,
"Apa yang sudah engkau persiapkan untuk menghadapinya ?"
Orang itu menjawab,"Fainni ahibbullaaha warasulahu",
"Maka sesungguhnya aku ini, aku
mencintai Allah dan rasul-Nya sebagai bekalku untuk menghadapi hari
kiamat"
Dan Rasulullah saw menyahut kepadanya, "wa anta ma'a man ahbabta"
" Dan engkau akan bersama dengan orang
yang engkau cintai"
Dalam Azaful
Mufrad al-imam al-Bukhari memiliki satu lafadz lain,
al-mar'u
ma'a ma yuhib
seseorang itu kelak akan bersama dengan yang dicintainya
sementara dalam lafadz Muslim, anta ma'a man ahbabta,engkau pasti akan
bersama dengan orang yang engkau cintai.
Maka Anas bin Malik ra, rawi dari hadist ini,
yang meriwayatkan hadis ini, yakni sahabat Anas bin Malik mengatakan dalam
sebuah tambahan yang dia sampaikan, “Maka aku sungguh demi Allah sangat
berbahagia atas hadis ini dan demi Allah andai orang menukarnya dengan bumi
seisinya tidak akan aku berikan, sebab apa? kata Anas bin Malik, sebab
kegembiraanku bersumber dari kata-kata Rasulullah saw "anta ma'a man ahbabta",engkau akan
bersama dengan yang kau cinta,”
“Aku ini kata Anas bin Malik, jika kemudian
melihat kepada ibadahku sholatku ketaatanku
puasaku zakatku sedekahku hajiku umrohku jihadku tilawah quranku dan semua
kebaikan yang pernah kulakukan maka
sungguh demi Allah kebaikanku itu tidak ada seujung kuku dibanding apa yang
dilakukan oleh Rasulullah saw, Abu Bakar, dan Umar ibn Khattab radhiallahu
'anhuma, tetapi kata Anas bin Malik, yang keadaanku dalam amal sholih sama sekali tidak mencapai ujung kuku mereka
itu”
kata Anas bin Mallik, “Dalam hati aku
mencintai mereka. Dalam hati aku mencintai mereka”, kata Anas bin Malik
“Maka demi Allah aku berharap, meskipun
amalku tidak sebaik Rasulullah, Abu Bakar dan Umar tetapi Allah kelak didalam
surga akan membersamakanku dengan mereka karena aku mencintai mereka”
Maka mencintai Rasulullah SAW adalah sebuah
hajat yang paling agung bagi kita
sebab kita sadar sebagai hamba-Nya kita jauh
dalam mengamalkan segala kebajikan yang beliau tuntunkan.
kita jauh dari terhiasi akhlak mulia
sebagaimana beliau tampilkan,
kita jauh dari apa-apa yang kemudian beliau
jalani didalam kehidupan
Maka bagaimana kita tidak cinta kepada Rasulullah
SAW, yang Rasulullah itu
pada suatu saat beliau dilempar dengan batu
dan kena di pelipis beliau dan darah itu mengucur deras maka beliau tangkupkan
tangannya untuk menampung darah itu
para ulama mengatakan, kenapa Rasulullah
menampung darahnya yang jatuh itu agar kemudian dia tidak sampai menetes di
bumi sebab andai sampai darah itu menetes di bumi sebagaimana disampaikan oleh
Jibril,
"Ya Rasulullah andai darah itu sampai
menetes ke bumi maka Tuhanmu akan murka kepada kaum yang membuat engkau meneteskan
darah dan mengazab mereka"
Jadi Rasulullah menangkupkan tangan untuk
menampung darahnya agar tidak jatuh ke bumi itu bukan karena merasa sakit, iya
beliau merasa sakit dan pedih sekali tetapi karena beliau tidak ingin kaumnya
mendapat azab gara-gara darah beliau yang sangat suci dan mulia itu menetes ke
bumi, maka beliau tampung, jangan sampai kemudian jatuh yang kalau itu sampai
jatuh ke bumi menetes di tanah Allah SWT murka dan kemudian kaumnya akan diazab
Sebab itu.... maka bagaimana kita tidak cinta
kepada rasulullah saw yang perutnya diganjal dua buah batu sementara sahabatnya
hanya diganjal dengan satu batu demi cintanya kepada kita,
Maka bagaimana kita tidak cinta kepada
Rasulullah SAW yang kemudian satu hari di perang Uhud dihantam kepala beliau
dengan kemudian tiga cakram besi masuk kedalam pipinya, semuanya demi cintanya
kepada kita
Maka bagaimana kita tidak cinta kepada
Rasulullah SAW yang kemudian dilempari batu diteriaki dikejar-kejar tersaruk
saruk harus menghindarkan diri dari orang-orang yang kemudian tidak
berperikemanusiaan itu sambil mengatakan
“Ya Rabbi, ampuni mereka,mereka tidak tahu
apa yang mereka lakukan”.
“Ya Rabbi, ampuni mereka, mereka tidak tahu
apa yang mereka lakukan”
Bagaimana kita tidak cinta kepada Rasulullah
SAW, kepada orang yang kemudian dikatakan gila dikatakan penyair tidak waras
dikatakan dukun dikatakan ahli sihir yang memisahkan manusia dan ketika dicaci
maki membalas pujian dan ketika disakiti membalas kunjungan
Bagaimana kita tidak cinta Rasulullah SAW ?
dan kalau kita cinta pasti kemudian betapa ingin kita mengetahui setiap detail
tentang diri beliau SAW
betapa ingin kita kemudian untuk memahami
hatta bahkan setiap inci dari pribadi beliau saw
diambil dari kajian Majelis Jejak Nabi ust.
Salim A Fillah
Pembelajar Quran Channel
(www.pembelajar-quran.blogspot.com)
0 Komentar
Penulisan markup di komentar