Input Proses Output Ramadhan | Kultum Ramadhan | Salim A Fillah

8:30:00 PM


Input Proses Output Ramadhan
Salim A Fillah
Kultum Ramadhan

Ceramah ini ditranskrip-kan oleh :
 Pembelajar Quran Channel
Youtube.com/c/PembelajarQuranChannel

Assalamu'alaikum warohmatullaahi wa barokatuhu
Shalihin Shalihat yang dimuliakan Allah

sebentar lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan
Satu seruan yang akan selalu kita dengar
Panggilan yang sangat indah dari Allah SWT kepada hamba-hambaNya yang yakin pada-Nya yang beriman pada-Nya

DIA menyatakan, A'udzubillaahi minnasy syaithoonir roojiim :
"Yaa ayyuhal ladziina amanuu kutiba 'alaikumus shiyam kama kutiba 'alal ladziina min qoblikum la'allakum tattaquun (QS.Al-Baqoroh : 183)

kita catat ada 3 hal menarik dalam ayat ini,
"Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana orang-orang sebelum kalian dan agar kalian bertakwa"

Jadi ada 3 kata kunci didalam ayat ini, yaitu
beriman, berpuasa dan bertakwa

kalau kita memandangnya secara mekanik, maka kemudian kita menemukan ada "Input" yaitu iman
ada "Proses" yaitu Puasa
dan ada "Output" yaitu Takwa

jika kita sudah melalui Ramadhan, mungkin sudah 20 Ramadhan, 25 Ramadhan, 30 Ramadhan kita lewati
tetapi kita belum juga mencapai ketakwaan yang seharusnya menjadi Output dari puasa Ramadhan itu,maka kemudian
kita perlu mengkaji apakah yang error itu Input-nya
atau Proses-nya atau keduanya
didalam prinsip kalau kemudian Outputnya bermasalah, takwa kita masih bermasalah sampai hari ini, kita perlu membenahi
dan memeriksa barangkai Input-nya yang salah, barangkali prosesnya yang salah

Pertama tentang Input, ketika Allah menyerukan
"Yaa ayyuhal ladziina amanuu"
"Hai orang-orang yang beriman", maka berarti ada yang harus kita benahi betul-betul sebelum kita memasuki Ramadhan ini, yaitu
iman kita kepada Allah, keyakinan kita kepada Allah SWT, bersandarnya kita kepada Allah SWT
percaya kita kepada Allah SWT, apakah kita didalam iman itu sudah Husnuzhon sepenuhnya kepada Allah ?
sudah berprasangka yang terbaik kepada Allah selama ini ?
adakah didalam iman itu, kita kemudian sudah meyakini bahwa segala perintah Allah adalah maslahat dan
semua larangan Allah pastilah madhorot, apakah kita kemudian sudah menjadikan Allah sebagai sandaran utama kita dalam berbagai persoalan ?
apakah kita sudah menjadikan hajat kepada Allah sebagai cara kita untuk terus berdekat kepada-Nya, merasa butuh kepada Allah, merasa perlu kepada Allah
merasa berhajat kepada Allah, iman ini yang kita benahi

Atau yang kedua, barangkali yang error adalah Prosesnya, yaitu puasa Ramadhan kita
apakah kita kemudian sudah berkesempatan untuk mengkaji kembali Fikih Puasa kita ?
mengkaji kembali bagaimana syaratnya ? bagaimana rukun-nya ? Bagaimana berbagai-bagai hal yang kemudian ada di dalam ibadah ini
sebab puasa hakikatnya bukan cuma menjaga agar pencernaan kita tidak dimasuki makanan tetapi
puasa hakikatnya adalah agar kita sampai kepada makna mencegah diri kita dari perkara-perkara yang memperturutkan hawa nafsu kita
mencegah diri kita dan mentarbiyah diri kita, mendidik diri kita untuk mem-puasakan telinga, untuk mempuasakan mata, untuk mempuasakan lisan
untuk mempuasakan tangan dan kaki, untuk mempuasakan bahkan juga sampai kepada apa yang ada didalam dada
latihan terbesar kita menuju puasa yang shahih adalah bagaimana hari-hari ini kita semuanya memastikan bahwa
setiap suapan yang kita masukkan ke mulut, ke keluarga kita dari yang halal, dari yang thoyyib. Sebab Allah tidak menerima kecuali yang Halal dan Thoyyib
latihan terbesar kita sebab nanti didalam puasa, hubungan dengan Allah akan ditata ulang, salah satu penataan itu melalui makanan yang halal itu
kita membetulkan lagi dan ini kesempatan kita bulan Sya'ban

Rasulullah SAW mengatakan tentang bulan Sya'ban, "dzalika syahrun baina Rajabi wa Ramadhan"
diantara 2 bulan yang dimuliakan Allah, yang satu bulan harom, yaitu bulan Rojab yang satu bulan suci, yaitu bulan Ramadhan

"Yahfurunnasu 'anhu", ada bulan yang sering dilalaikan manusia yaitu Sya'ban
di Sya'ban ini barangkali kita perlu berlatih, memperbanyak puasa, menambahkan puasa kita

karena Aisyah ra mengatakan "tidak ku dapati Rasulullah lebih banyak berpuasa di bulan selain di bulan Ramadhan, yang lebih banyak daripada bulan Sya'ban"

Al-Imam An-Nawawi menjelaskan dalam kitab beliau bahwa yang menjadi syiar bulan Sya'ban ini diantaranya juga adalah
bagaimana sebagaimana ibadah sholat punya rawatib qobliyahnya ba'diyahnya, maka puasa Ramadhan juga punya qobliyahnya ba'diyah-nya
kalau ba'diyahnya adalah puasa 6 hari di bulan Syawal, puasa bulan Sya'ban sebagaimana yang dikerjakan Rasul adalah contoh bagaimana

pengagungan kita terhadap Ramadhan, mempersiapkan diri dengan serius, menjaga fisik kita terlatih  sehingga amal Ramadhan sudah optimal
tidak lagi lemas-lemas, tidak lagi capek-capek, tidak lagi kemudian terisi dengan banyak tidur yang tidak produktif
tetapi sejak awal Ramadhan kita sudah berada dalam keadaan bersemangat penuh, dan sehat penuh untuk menyongsong saat-saat terbaik
detik-detik terbaik untuk meraih ampunan Allah SWT dan mentarbiyah diri kita sebagai bekal untuk menghadapi tantangan di sebelas bulan berikutnya

terima kasih selamat ber-Ramadhan
Allahuma bariklana fii Rojaba wa Sya'ban wa balighna Ramadhan
assalamu'alaikum warohmatullahi wa barokatuhu


Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔